Header Ads

Bidikmisi, Perjuangan Hamsir Dari Kursi Roda Kuliahkan Anak


Ini adalah kisah dari seorang mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Informatika Program Studi D3 Teknik Elektronika Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung bernama Sunita selama mengenyam bangku kuliah.

Sunita berhasil menyelesaikan kuliah D3-nya di tengah keterbatasan keadaan orangtua yang telah dua tahun menggunakan kursi roda dan sehari-hari mencari nafkah dengan menjual serbet di Pasar Sungailiat, Bangka Belitung.

Hamsir itulah nama orang tua Sunita. Ia menderita penyakit gula hampir dua tahun dan telah dilakukan operasi dua kali. Karena penyakitnya, Hamsir harus menggunakan kursi roda dalam melaksanakan segala aktivitas, termasuk ketika ia harus berjualan serbet setiap harinya di Pasar Sungailiat.

Kata Hamsir, dia sempat menangis ketika akan memasukkan anaknya kuliah, karena memikirkan dana dan kondisi ekonomi yang tak memungkinkan. Namun, Tuhan telah menentukan jalan lain. Kehadiran program Bidikmisi membuat Sunita mampu menggapai cita-citanya.

"Saya sangat bersyukur, Sunita dapat menyelesaikan kuliahnya di Polmanbabel. Kami sangat terbantu dengan adanya program bidik misi” ujar Hamsir saat diminta untuk menceritakan perjuangan kuliah Sunita.

Hamsir menceritakan, dia berjualan serbet keliling di pasar yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, satu lusin serbet dijual Rp 25 ribu dan tiga lembar Rp 10 ribu.

"Dari awal saya sudah memberikan komitmen kepada Sunita, jika ingin kuliah. Kuliahlah dengan serius, buktikan kemampuan dan tekun belajar. Nanti dulu untuk pacaran," ungkapnya dengan tegas ke Sunita.

Hamsir sangat senang sekali bisa melihat putrinya menggunakan baju toga, meski kondisi fisiknya sangat terbatas. Tak disangka perjuangan selama ini berbuah manis, karena dirinya bisa melihat anaknya menjalani proses wisuda di Polman Babel.

Dikutip sepenuhnya dari kompas.com

No comments

Powered by Blogger.