Canda, Serius dan Program Bidikmisi
Saat ngobrol-ngobrol santai. Seputar gerakan #Bidikmisi,
kami sempet kepikiran ide ini (ini apa ?). Simak percakapannya deh.
Kuta : "Kira-kira ide besar apa ya, yang bisa dilakukan
alumni ama mahasiswa Bidikmisi. Tapi nggak mainstream dan kreatif."
Resky : "Gimana kalau semacam Kelas Inspirasi, yang ke
SMA-SMA tapi."
Yuli : "BMGTS dong?"
Resky : "Jangan ah. Sudah kuno. Semua udah pada
nglakuin."
Kuta : "Gimana kalau Kelas Inspirasi + BMGTS."
Yuli : "Apatuh ?"
Kuta : "Kalian pernah dengar nggak, ada sekolah yang
tidak bisa mendaftarkan siswanya ke Bidikmisi."
Resky : "Oh... Aku paham. Kalau Kelas Inspirasi ke SD
terpelosok. Maka program kita ini, nyasar ke Sekolah Menengah yang gaptek
pendaftaran Bidikmisi."
Kuta : "Iya, betul."
Yuli : "Jadi sehari pergi ke sekolah yang gaptek
pendaftaran Bidikmisi, sekaligus datang bareng alumni yang multi profesi. Kasih
motivasi kuliah dan bukti Bidikmisi. Ide bagus tuh."
Kuta : "Nah, cara menentukan dan tahu sekolah yang
gaptek itu dari mana. Tentu nanti ada observasinya. Di situ kita bisa
menggandeng adek-adek mahasiswa kita untuk cari sekolah di kabupaten A yang
belum bisa mendaftarkan siswanya ke Bidikmisi."
Yuli : "Bukankah kalau di Jawa harusnya tidak ada ya ?
Saya pikir, kerjaan kayak gini ini. Nggak perlu deh."
Resky : "Yakin."
Kuta : "Kalian kurang piknik sih. Kalau kalian mau
mencari. Di Jawa Timur masih banyak. Kalau nggak ada. Barangkali kita bisa jadi
sukarelawan di SMA Yayasan atau swasta yang baru berumur 3 tahunan. Pasti
mereka butuh bantuan."
Tono : "Sudahlah. Ide kalian bagus. Tapi kalian nggak
punya masa. Sia-sia saja."
Jangan pesimis. Indonesia masih akan survive sampai 2045.
Ide itu memang baru melayang-layang dalam adegan mimpi Reza. Dan sekarang ia
terbangun dari tidurnya.
Post a Comment